Sabtu, 27 Maret 2010

KERUSAKAN MORAL PARA PEMIMPIN DAN SOLUSI PERBAIKANNYA

Membaca salah satu artikel dalam salah satu blog yang memenangkan penghargaan mingguan dari internet sehat mengenai perkembangan moral (http://ruangpsikologi.com) saya tergelitik untuk mencoba pula menuliskan pemikiran berkaitan dengan moral manusia Indonesia, khususnya para pemimpinnya.

Sebelum era reformasi tahun 1998 kita sadar bahwa moral sebagian besar para pemimpin sudah sangat bejat tapi kita tak dapat berkutik karena kuatnya lingkaran kekuasan yang dibangun oleh imperium Suharto dan militer. Banyak orang tahu ada KKN di sekitarnya tapi mereka sangat takut bersuara. Tentu tak hanya saya yang berharap agar kondisi kebobrokan moral itu berubah setelah era reformasi, tapi apa lacur bukannya berkurang malah semakin marak. Kalau dulu orang maling di bawah meja sekarang malah mejanya juga dIlibas. Dulu hanya seputar kekuasaaan yang KKN, sekarang tambah banyak orang ingin ikut berpartisipasi juga. Lihat saja ketika masa PEMILU tanpa malu-malu yang ingin menjadi anggota perlemen menyuap rakyat yang akan memberi suara tanpa jelas darimana sumber uang mereka untuk membeli suara itu, kalkulasinya setelah jadi nanti modal mereka akan kembali bahkan berlaba. Pemimpin seperti apa yang kita miliki? Sejauh mana perkembangan moral mereka?

Dalam teori moral yang dikembangkan ahli-ahli barat peningkatan tahapan perkembangan moral manusia selalu terkait dengan perkembangan usia dan tingkat kognitifnya. Ahli yang terkenal adalah Lawrence Kolberg (Sumber: Wikipedia Bahasa Indonesia). Ia membagi 3 kelompok tingkatan dari 6 tahapan perkembangan moral itu sebagai berikut :

Tingkat 1 ( Pra Konvensional) (perkembangan moral anak-anak)

1. Orientasi kepatuhan dan hukuman

2. Orientasi minat pribadi (apa untungnya buat saya)

Tingkat 2 (Konvensional)

3. Orientasi keserasian interpersonalitas dan konformitas (sikap anak baik)

4. Orientasi otoritas dan pemeliharaan aturan sosial (moralitas hukum dan aturan)

Tingkat 3 (Pasca Konvensional)

5. Orientasi kontrak sosial

6. Prinsip Etika Universal

(Penjelasan lebih jauh teori ini silahkan baca sumber yang saya maksudkan). Setelah membaca teori tahapan perkembangan moral di atas dan membandingkan dengan keadaan moral kebanyakan pemimpin kita patut diduga bahwa telah terjadi ketidakberkembangan moral bahkan stagnasi pada satu tahap yang rendah. Sehingga tidak lagi sesuai dengan perkembangan usia dan kognisi mereka sebagaimana yang seharusnya diharapkan dari para pemimpin tersebut.

Tidak dipungkiri ada sedikit kemajuan di era reformasi ini yaitu kebebasan pers sehingga yang dulu kita tidak bisa tahu sekarang dengan mudah kita ketahui. Bahkan sekarang hampir tiap hari disodorkan hidangan berita yang maaf “nauzubillah”. Kadang perut ini terasa mual melihat tontonan kemunafikan orang-orang yang telah duduk di kursi-kursi kekuasaan. Sumpah atas nama Tuhan mereka masing-masing sebelum memangku suatu jabatan seolah-olah tak ada jejak sama sekali pada perilaku mereka. Lihat betapa “noraknya” anggota DPR ketika sidang yang kata mereka atas nama rakyat. Mereka tak segan berteriak-teriak seperti penonton sepakbola remaja bahkan tanpa sungkan mengeluarkan kata-kata jorok. Ada pula yang berkata dengan kesantunan tinggi tapi tak ada bedanya toh itu hanya topeng belaka karena tanpa malu-malu mereka turut serta memamerkan kemewahan ditengah-tengah rakyat yang berjibaku mendapatkan sedikit penghasilan untuk menghidupi keluarganya.

Lihatlah para pejabat polisi, para pengacara dan penegak hukum yang lain yang sering muncul di televisi, pembicaraan mereka sering tidak konsisten apalagi bila satu kasus terkuak dan menyinggung keberadaan mereka, mereka akan ngotot mempertahankan bahwa cara mereka benar, padahal logika anak kecil saja barangkali tidak akan bisa menerimanya apalagi bila hatinurani masing-masing penonton telah bicara. Lihat juga sebagian mereka mengaku sebagai pendakwah tanpa malu dan risih memperlihatkan gaya yang mewah dengan penampilan “fashion” terakhir dan telah menjadi rahasia umum bila mengundang mereka jamaah harus menyediakan dana selangit untuk mendapatkan siraman rohani dari mereka. Sungguh ironis !!. Walaupun dalam hal ini saya pribadi setuju para pendakwah itu memang harus dibiayai jamaahnya karena mereka telah menghabiskan waktu mereka untuk mencerahkan ummat, tapi tentu jangan bertingkah laku seperti seorang artis profesional yang menentukan tarif sebelum mereka tampil.

Lihat juga ada aksi aktor papan atas yang mengaku berasal dari keluarga pondok pesantren tapi tanpa sungkan mencium punggung terbuka artis teman duetnya. Patutkah itu, apakah dia tak berpikir bahwa kelakuannya tak lebih baik dari orang biasa yang tidak mengenal nilai-nilai agama. Saya jadi meragukan apakah perkembangan moral sejalan dengan peningkatan pengetahuan agama, karena banyak kita lihat orang yang berbicara atas nama agama tapi sebenarnya menyembunyikan moral yang hancur-hancuran di belakang penampakan kesehariannya. Tampak semuanya bertingkah hipokrit dan tak malu-malu lagi melakukan hal-hal yang tidak sesuai perkembangan moral.

Apa yang menyebabkan semua ini? Tak lain adalah nilai-nilai materialime yang dijunjung tinggi dan ditanamkan sejak orde baru berkuasa, mereka gigih ingin mengubah tanah Indonesia yang cocok untuk pertanian dan pengolahan hasil bumi menjadi negara industri seperti Amerika Serikat. Materi bukan lagi alat penunjang tapi telah disembah lebih daripada Tuhan yang sesungguhnya. Semua orang lebih percaya diri kalau ditunjang materi melimpah dan penampilan yang bling-bling.

Tapi apa yang terjadi puluhan tahun berlalu setelah nilai-nilai pemujaaan materi itu ditanamkan di benak semua orang? Bukan ketenangan hidup yang didapatkan, sebaliknya penyakit jiwa yang subur bahkan merangsek jauh merusak kesehatan fisik. Banyak yang mati karena sakit jantung dan penyakit degeneratif lainnya ditengah-tengah kemewahan semu. Banyak yang tadinya hidup bahagia dalam kondisi ekonomi sederhana secara “instant” ingin jadi orang super kaya. Tapi setelah kekayaan itu mereka dapatkan malah merasa kesepian karena tidak punya lagi teman yang sejati dan berhati tulus. Ternyata rumah dan sejumlah kendraan mewah diperoleh dari cara pintas yang haram (menyengsarakan orang banyak) tak bisa dinikmati setelah ketahuan. Malahan akhirnya mereka harus bersembunyi sana sini seperti seekor tikus ketika dikejar kucing, sementara teman-teman yang dulu dekat karena suap menjauh seolah tak kenal lagi. Semua menyelamatkan diri sendiri.

Tapi apakah kita harus berputus asa? Jawaban tidak. Masih banyak dari orang Indonesia yang berjumlah lebih dari seperempat milyar ini yang berhati mulia tetap menggunakan akal budi yang dianugerahkan Sang Pencipta. Saya percaya mereka telah mencapai tahap perkembangan moral tahap teratas. Bacalah status-status di jejaring sosial yang prihatin dengan kondisi moral anak bangsa. Akan tetapi mereka berjalan sendiri belum ada wadah yang mempersatukannya untuk menciptakan gerakan moral dashyat untuk memperbaiki keadaan.

Bila wadah persatuan orang-orang bersih itu telah tercipta maka yang harus mereka lakukan menurut saya antara lain adalah:

- membuat suatu konsep peraturan/perundangan terperinci yang bisa ditafsirkan hanya dalam satu arti (tidak seperti saat ini setiap aturan bisa diartikan macam-macam tergantung kepentingan yang menggunakan)

- menutup celah pada peraturan/perundangan (yang diciptakan rejim terdahulu agar mereka bisa menyeleweng dari rel yang benar) sehingga tak ada yang bisa berkelit lagi dengan alasan legalitas

- mengkampanyekan agar setiap anggota keluarga berani menegur anggota keluarga lain yang secara moral menyimpang dan tidak takut mempertanyakan perbuatan anggotanya itu, misalnya mempertanyakan dari mana penghasilan yang besar, padahal secara resmi gaji mereka tidak sebesar penghasilannya itu.

- mengajak masyarakat untuk mengucilkan orang-orang yang tidak bisa membuktikan asal hartanya secara terang benderang dan berani menuntut para pejabat yang curang dan melakukan penyelewengan.

- Sebaliknya memberikan penghargaan dan penghormatan pada mereka yang berhasil mempertahankan integritas moralnya apapun pekerjaan atau jabatan yang mereka lakoni.

- mendorong anak-anak muda yang “masih bersih” untuk peduli dengan perkembangan bangsa .

- melalui pendidikan menanamkan kepada generasi muda agar tetap percaya diri dan tak tergantung pada nilai-nilai materi yang melekat pada kehidupan mereka. Yakinkan bahwa materi itu alat untuk mencapai suatu tujuan, bukan tujuan itu sendiri. Manusia adalah pengendali materi bukan sebaliknya dikendalikan oleh materi.

- Bangun “Indonesian Dream” yang elok dan beradab yang sesuai karakter dan keadaan masing-masing wilayah, misalnya daerah Sumatera Barat Indonesian Dreamnya adalah orang muda yang sukses berdagang dangan cara jujur, daerah Jawa Barat adalah anak muda yang sukses bertani sekaligus menyuburkan lahan-lahannya, di Nusatenggara adalah anak muda yang sukses mengolah hasil laut tanpa mencemari lautnya, begitu pula masing-masing daerah lain.

Tangerang, 26 Maret 2010

Senin, 22 Maret 2010

Mr. OBAMA

Hari ini harusnya kau disambut di negriku sesuai janjimu terdahulu. Hampir dua Minggu lamanya berita tentangmu menghiasi layar kaca negriku tercinta Indonesia. Kabar tentangmu mengalahkan berita lain yang sebenarnya lebih penting daripada rencana kedatanganmu itu.

Lucu juga mengingat-ingat bagaimana gempitanya kami orang-orang Indonesia ketika beritamu mencalonkan diri sebagai Presiden Amerika, hanya karena kau punya ayah tiri asli Indonesia dan pernah mendiami negeri kami ini selama 4 tahun. Ketika itu aku merasa agak aneh apa iya kamu ingat negara kami ini. Eh ternyata memang kamu tidak lupa. Itu aku saksikan di televisi ketika para kuli tinta mewawancaraimu setelah terpilih menjadi orang nomor wahid di Amerika Serikat. Tapi saat menonton itu aku tersenyum dengan jawabanmu yang jujur mengatakan bahwa kau tidak tinggal di daerah elit Menteng, tapi di sebelah ‘sononya’ yaitu daerah Menteng lebih miskin (mungkin kau segan juga mengatakan lebih kumuh). Namun anehnya yang heboh disini adalah orang-orang yang berlokasi di daerah elit itu, barangkali mereka yang di daerah tinggal aslimu juga ingin menyambutmu tapi apa daya mereka bingung dengan kenyataan hidup yang dihadapi pada masa serba sulit ini (kalau kau sempat baca tulisan ini pasti kau akan geli dan berkomentar setahu aku sejak aku kecil rakyatmu memang serba sulit terus, kapan makmurnya ya ?..^_^)

Mr Obama tahukah kau bahwa ketika kau hampir terpilih menjadi presiden, aku pernah berdoa semoga engkau menjadi seorang pemimpin besar , kuat dan penuh keadilan memandang dunia ini tidak seperti pendahulumu yang arogan dan berdalih membasmi teroris padahal hanya ingin menguasai ladang-ladang minyak orang Irak dan tak segan- segan menghancurkan negeri 1001 malam nan begitu elok itu dengan ambisi dan kerakusannya. Tapi oh Mr Obama, ternyata kau hampir tak ada bedanya, belum mulai saja kau berkarya telah berjanji akan mengirim ribuan pasukan tentaramu ke tanah tandus Afganistan. Apa sich maumu Mr. Obama? Lupakah kau bahwa Tuhan telah meninggikankan kedudukanmu diatas nestapa sebagian cikal bakal nenek moyangmu yang dianggap hambasahaya oleh sebagian besar lain nenek moyangmu yang berkulit putih? Apakah kau tak bisa mencari lahan baru untuk menghidupi bangsamu Amerika Serikat kecuali dengan merampas hak-hak dan kedamaian bangsa lain? Tidak bisakan kau menjual barang dagangan lain yang akan mendamaikan dunia ini kecuali menjual senjata kepada mereka yang selalu cemas dan takut kehilangan kekuasaan. Tidakkah kau kasihan melihat anak-anak, para wanita dan orang-orang tak bersenjata lainnya yang tak bersalah tercabik-cabik daging dan tulangnya akibat hantaman rudal-rudalmu pada saat mana mereka sedang memperjuangkan sesuap makanan atau sebongkah roti untuk sarapan pagi mereka?

Hei Mr Obama, tahukah kau betapa sibuknya sebagian orang di sini menunggumu. Ada yang telah menyiapkan makanan yang konon menjadi kegemaranmu seperti bakso dan nasi goreng; ada anak-anak sekolah tempat kamu bersekolah mempersiapkan diri menyambut kedatanganmu dengan nyanyi dan tari-tarian; para mantan guru-gurumu, teman-teman sekelasmu. Mereka semua pernah merasa dekat denganmu ( padahal seandainya kamu tak terpilih sebagai orang nomor satu di Amerika apa iya kamu masih diingat mereka? Aku kok ragu ya..?). Para pejabatpun tak ragu mengelu-elukan kedatanganmu, kata mereka kedatanganmu tak hanya sekedar kunjungan Presiden negara AMERIKA SERIKAT tapi adalah kunjungan seorang anak Menteng (hm..hm aku tersenyum lagi). Dan satu lagi mungkin yang ini kau lebih tahu daripadaku, betapa membanggakannya prestasi barisan kepolisian kami yang mampu membasmi para teroris yang sangat mencemaskan itu berdekatan dengan kedatanganmu. Tentu saja aku harus bangga, negara kamu yang mempunyai barisan tentara yang super canggih saja tak mampu menangkap seorang Dulmatin yang telah lama diburu oleh negaramu polisi kami mampu. Walaupun terus terang kukatakan kepadamu bahwa adegan penangkapan para teroris itu mengingatkanku pada film-film klasik negaramu tentang perang antar ‘gangster’ atau para koboi jaman dahulu kala.

Oh Mr. Obama dulu sewaktu kau baru muncul dipermukaan banyak harapan dan kekaguman yang terkunkung dalam sanubariku untukmu tapi makin hari rasa itu makin berkurang Mr. “I am very sorry about it”. Kau masih dikelilingi oleh orang-orang yang penuh kebencian dengan sebagian eksistensi manusia yang lain dan seolah-olah kau tak berdaya untuk melawannya. Buktinya betapa besarnya perlawanan sebagian orang-orang itu padamu ketika kau mengajukan gagasan untuk melindungi 30% dari rakyatmu yang miskin. Yang kudengar itu pulalah salah satu alasan yang menunda kedatanganmu ke Indonesia.

Namun tahukah kau Mr President, ketika pengumumam kegagalanmu datang ke Indonesia itu, aku bersorak dalam hati. Kuucapkan “Syukur ya Tuhan Engkau membuka hati Obama untuk mementingkan rakyatnya lebih dahulu daripada kunjungannya keluar negeri, dia telah Engkau tunjuk menjadi contoh pemimpin lain yang sering lebih mengutamakan kepentingan negara lain daripada rakyatnya sendiri”. Mr Obama tahukah kau dengan menunda kedatanganmu itu aku berharap semoga pemimpin kami berusaha menyelesaikan dulu masalah yang belum ada kejelasan duduk perkaranya seperti kasus Bank Century, kenaikan harga listrik, bencana alam dan bencana kemanusiaan yang silih berganti, sebelum menyambut kedatanganmu yang aku agak ragu apakah bermamfaat untuk kami semua.

Mr Obama walaupun aku kurang suka dengan sikapmu terhadap negeri-negeri Islam, tapi ada sekelumit kebanggaan dengan kegigihanmu membela wong cilik di negaramu. Bagaimanapun mereka adalah manusia yang harus diangkat harkat dan martabatnya. Harapanku padamu cobalah buka mata bathinmu tentang bangsa-bangsa dan orang-orang yang kau perangi atau musuhi, bukankah mereka juga manusia selayakmu juga. Salam damai untuk mu dan bangsamu karena engkau dan bangsamu adalah manusia juga seperti aku. Aku menghargaimu karena kamu manusia (ini meminjam syair lagunya Bang Iwan Fals).

Tangerang, 22 Maret 2010

Jumat, 12 Maret 2010

MENJADI KORUPTOR ATAWA ORANG BERSIH??

Dari berita Terakhir, Indonesia adalah pemegang Rekor Pertama Negara Paling Korup di Asia Pasifik. “Hebring euy” kalau negara lain juara Pertama Olimpiade ini itu kita harus berlapang dada sebagai negara terkorup . Walaupun belum membaca hasil riset itu saya percaya tak ada yang mengungkapkan di mana orang-orang Indonesia ini bisa menghasilkan korupsi yang terbesar. Anda yang belum kebagian ‘kue korupsi’ iri? Nah disini saya coba berikan trik-trik yang bisa anda lakukan sesuai posisi anda saat ini (terserah anda mau praktekin atau tidak karena anda sebagai makhluk Allah yang Dia muliakan telah diberi 2 pilihan, ikut jalan setan atau ikut jalan malaikat) :

1. Bila anda seorang anak ingin cukup laporkan uang jajan lebih dari diperlukan. Kalau disuruh belanja ke pasar/warung laporkan harga lebih dari yang sesungguhnya kepada ‘bokap atau nyokap’.

2. Bila anda murid, menconteklah saat ujian atau datang terlambat ke sekolah jadikan acara rutin.

3. Kalau anda seorang guru, malas-malasan mengajar, atau suruh murid yang cerdas menggantikan anda mencatatkan pelajaran sementara anda ‘ngobrol ngalor ngidul’ di ruang guru.

4. Kalau anda guru yang memegang administrasi dan pembelian buku, buat kerja sama dengan penerbit, jual buku-buku dengan harga pasar kepada orang tua murid dan minta diskon yang besar pada si penerbit. Buat acara darmawisata dengan budget melebihi harga yang sewajarnya dan paksa orang tua murid membayar dengan alasan itu kewajiban kurikulum.

5. Bila anda pesuruh di kantor-kantor kerjasamalah dengan toko-toko atau restoran di sekeliling kantor untuk memberikan anda harga spesial, dan minta tip dari yang menyuruh sehingga penghasilan anda bisa menjadi tripel (dari gaji, tip dari karyawan lain dan diskon dari toko/warung/restoran)

6. Kalau ada pejabat bagian administrasi umum atau jabatan yang segaris dengan itu, anda bisa mendapatkan hasil tambahan dari pembelian alat-alat kantor atau ‘stationery’ dengan kerjasama dengan pemasok barang-barang tersebut, anda akan mendapatkan lumayan besar bisa-bisa mencapai 30% dengan cara menaikan harga ke dalam kantor dan meminta persenan dari pemasok tersebut.

7. Bila anda personalia atau ‘HRD’ minta pembayaran ‘cash’ pada calon-calon karyawan dengan menjual janji akan diterima bekerja.

8. Kalau anda bagian yang mengurus periklanan, anda juga bisa mendapat potongan harga dari penerbit atau biro iklan. Bila disuruh mengurus surat-surat ijin kerja tenaga kerja asing juga bisa mendapatkan diskon dari calo yang berkeliaran di kantor-kantor swasta asing.

9. Yang lebih enak bila anda di bagian keuangan anda bisa mendapatkan uang dari agen-agen pajak di mana anda bekerja sama dengan mereka untuk mengurangi pajak kantor yang anda kelola bahkan bisa membuatkan laporan pajak nihil dan uang yang harus disetor ke petugas itu bisa dibagi dua dengan anda.

10. Paling enak lagi bila anda adalah bagian pembelian/’purchasing’, banyak sekali pendapatan basah yang akan ada peroleh dari suplier yang berlomba-lomba memasukan penawaran barang sekaligus jatah dari kantor dengan kerjasama membuat ‘pricelist’ tersendiri dengan pemasok tersebut.

11. Bila anda bagian penjualan atau marketing tak usah cemas, anda juga bisa mendapatkan penghasilan dari biaya ‘entertainment’ atau ‘miscellaneous’ dalam laporan keuangan anda, walaupun anda tak pernah mengadakan pertemuan dengan siapapun, toh anda tak akan dimintai kwitansi untuk membuktikan hal tersebut.

12. Oh iya kalau anda cuma ibu-ibu semata jangan laporkan uang belanja sesuai kenyataan, tambahin harga-harga kebutuhan dengan berlindung dengan slogan harga barang kebutuhan sedang naik, kan jarang suami yang mau mengecek harga langsung ke tukang sayur atau warung langganan anda.

13. Semakin tinggi jabatan anda di kantor semakin besar peluang mendapatkan penghasilan “itu” , anda bisa mengkumulasikan dari trik-trik yang dilakukan oleh yang jabatannya lebih rendah ditambah polesan kecanggihan mengutak-atik data dan kata, uang akan mengalir lebih banyak. Plus keberanian menjilat pantat bos yang lebih tinggi dan menginjak-injak hak yang jabatannya lebih rendah.

14. Kalau karyawan biasa gimana dong. Tenang anda bisa manipulasi biaya perjalanan dinas, bahkan kwitansi kesehatan pun bisa dijadikan lahan mendapat penghasilan tambahan.

15. Politisi, hmm paling gampang lobi-lobi politik, gertak-gertak sambal pejabat eksekutif bisa menghasilkan pundi-pundi penuh.

16. Anda pegawai negri atau pejabat dalam pemerintahan ah tidak usah baca trik ini (sudah terlalu rendah) karena pengetahuan anda tentu lebih tinggi daripada saya.

17. Kalau anda pejabat yang punya kuasa senjata, dengan sedikit gertak pundi-pundi akan penuh. Bisa anda lakukan dimana saja. Tidak perlulah saya tulis, di jalan raya pun anda bisa mempelajarinya.

18. Oh anda berada di dalam lingkungan Lembaga Swadaya Masyarakat apa tidak bisa mendapat penghasilan ‘ehm ehm itu’ . Bisa saja, jual saja data-data palsu untuk mendukung seorang pejabat publik atau jual rahasia negara ke negara yang mengincar untuk menjajah negara kita secara ekonomi atau ideologi uang akan mengalir bahkan mungkin tahtapun akan anda peroleh melalui cara tersebut.

19. Kalau anda sudah mendapat posisi yang tinggi sekali di negara ini dan sebenarnya uang bukan masalah lagi bagi anda. Barangkali nafsu untuk selalu eksis adalah tujuan, korupsi juga bisa anda lakukan dengan melindungi para koruptor raksasa sehingga kekuasaaan anda tak akan diotak atik dan anda merasa ‘mantab’ berada di atas awan. Anda juga bisa tunduk pada pemimpin negara yang anda anggap adikuasa dan menjilat-jilat mereka sehingga mereka merasa nyaman dan nikmat pula dengan posisinya.

Semakin saya coba tulis semakin banyak ide yang bersileweran di kepala. Ini berkat pengetahuan yang makin hari tambah penuh karena saya berada ditengah-tengah bangsa para koruptor tentunya. Barangkali hampir setiap jiwa pernah (setidak-tidaknya berniat) melakukan salah satu atau salah banyak dari trik diatas (tak munafik termasuk yang menuliskan trik ini).

Sekarang tergantung pada masing-masing untuk bertobat dan memulai berlaku jujur bila berpikir bahwa tingkah laku itu adalah penyakit dan merasa hina untuk mengulanginya. Bila anda termasuk orang yang malu dengan peringkat bangsa itu segeralah mengakui perbuatan anda dan bertobatlah dengan sebenar-benarnya tobat, jangan hanya tobat sambel cabe hilang pedasnya diulang lagi melahapnya. Tunjuk hidung sendiri sebelum mau menunjuk bahkan berniat mencuci orang lain dari perilaku tersebut.

Separuh saja dari rakyat Indonesia tercinta ini mau mencuci diri dan membersihkan sumber keuangan dan penghasilan keluarganya yang berasal dari mengisap darah-darah orang miskin yakinlah peringkat bangsa Indonesia akan melorot ke posisi yang jauh dari yang disebut riset di atas.

Tetaplah hidoep Indonesia Raya !!!

Merdekalah jiwa dan Ragamu Slalu slamanya !!!

Tangerang, 12 Maret 2010

Minggu, 07 Maret 2010

Nikmat Yang Diabaikan

Terkesima aku membaca firmanMu : “Maka nikmat Tuhan-mu yang manakah yang kamu dustakan”. Duapuluh tujuh kali Engkau kalamkan dalam satu suratMu (Al Qur’an: surat Ar Rahman) yang hanya berisi tujuhpuluh delapan ayat. Itu berarti 35 persen dari ayat-ayat Mu pada surat itu menempelakku hambamu yang sering kufur atas nikmat Mu itu, aku seharusnya malu.. malu sekali. Tapi kenapa malu yang juga merupakan nikmatMu sering luput dari hambaMu yang bodoh ini, hanya karena mementingkan kefanaan duniaMu atau mengikuti seruan musuh sejatiku. Padahal Engkau yang begitu mencintaiku selalu mengingatkan agar jangan terperdaya oleh tipuan makhluk dunia dan musuh sejati ‘setan dan iblis lanatullah’ yang pasti selalu mengintip dan mengiringi setiap gerak langkahku dan akan langsung memperdaya atau menyerang tatkala aku lengah.

Hanya perih daging disekujur kaki akibat sakit langsung berentetan keluhan keluar dari mulutku yang alpa kujaga. Padahal rasa sakit itupun juga salah satu nikmat yang Engkau janjikan untuk hamba-hambaMu bila sabar menerimanya. Memang benar sindiranMu itu bahwa aku hambaMu yang dhaif ini terlalu sering mendustakan nikmatMu itu.

Bagaimanapun aku berdalih betapa banyak hadiah kenikmatan telah Engkau berikan padaku melalui derita sakit yang tak seberapa dibanding derita yang kau cobakan pada hambaMu yang sangat penyabar Ayub Alaihissalam. Dengan nikmat sakit itu aku tak perlu lagi berkejaran waktu mempersiapkan diri pergi mencari nafkah sambil mengurus tetek bengek rumah tangga. Setelah Kau kirimkan nikmat itu belahan jiwa yang Kau beri untukku ( dengan hidayah yang juga nikmatMu) menjadi lebih giat berniaga dan menyuruhku istrahat di rumah saja membebaskankan aku dari rutinitas bertahun-tahun yang membosankan jiwaragaku. Dengan nikmat derita sakit pula secara tak langsung Engkau beri aku kesempatan mengenal hamba-hambaMu yang lain yang telah tercerahkan oleh bimbinganMu melalui teknologi dunia maya ini.

Ketika seorang hamba lain mengatakan bahwa penyakitku ini tak bisa disembuhkan dan seumur hidup harus tergantung dengan obat-obatan racikan tangan manusia yang mengaku ahli karena jenjang sekolahnya yang tinggi. Aku tersadar dan membantah pendapat itu, karena teringat perkataanMu bahwa setiap penyakit ada obatnya. Sekarang tersadar aku bahwa bukan obat yang menyembuhkanku tapi Engkaulah Tuhan yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang yang akan memberi nikmat kesembuhan padaku, seperti yang telah Engkau buktikan terjadi pada hambamu sang penyabar. “dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika dia berdo’a kepada Tuhan-nya, (“ya Tuhan-ku), sungguh aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang Penyayang” (Al Qur’an: Al Anbiyaa’ 83). Maka kami memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya....dst (Al Qur’an: Al Anbiyaa’ 84).

Tatkala aku bosan berobat dengan cara konvensional yang mengharuskan aku menelan pil besar-besar yang sering menyebabkan lambungku merasa sesak dan kerongkonganku tersedak datanglah nikmatmu yang lain. Engkau pertemukan aku dengan hambaMu yang lebih mengetahui keampuhan khasiat herbal dari berjenis-jenis tumbuhan yang ada di tanah airku yang kaya raya ini. Dengan meracik herbal itu melalui tangan sendiri nikmat lain Engkau berikan duhai Yang Maha Pengasih Penyayang. Aku bisa menghemat fulus yang pas-pasan (menurut hambaMu yang loba dan tamak ini).

Ketika keluhan lain dari rongga tak tahu bersyukur ini keluar pula yaitu tentang rumah kontrakan yang selalu tergenang banjir bila guguran hujan dari langitMu turun. Tanpa kusadari pada saat bersamaan sebenarnya Engkau sedang meluncurkan nikmat lain padaku. Sehabis musim banjir tumbuhlah dengan subur berbagai jenis tanaman obat yang cocok untuk mengobati penyakitku di sebidang tanah sempit di halaman depan rumahku. Ada pohon mengkudu, pohon pete cina yang selalu berbuah lebat, pohon alpukat, pohon kapuk, dan banyak perdu lain yang juga bagus diolah untuk meringankan berbagai penyakit ( seperti perdu ceplukan, si dukung anak dan lain-lain). Berkah banjir yang sering melanda di musim hujan itu menyuburkan tanam-tanaman itu tanpa perlu merepotkan aku untuk memberi pupuk tambahan. Maka cocok sekalilah peringatanMu itu “ Maka nikmat Tuhan-mu yang manakah yang kamu dustakan”.

Sering sekali aku melupakanMu ketika Kau beri aku kenikmatan nyata, tapi bila sedikit saja Engkau sentil aku dengan kekurangan harta, martabat ataupun tahta berburai-burailah air mata ketika mengadu padaMu agar Engkau melimpahkan nikmat-nikmat yang aku suka itu ditambah pula dengan ketidaksabaran menunggu jawaban dariMu agar Engkau mengijabah permintaanku itu. Duh betapa kufurnya aku hambaMU yang senang menganiaya diri sendiri ini.

Hanya sedikit yang Engkau wajibkan agar aku lakukan dalam ritual peribadatan yang Engkau ajarkan. Yang sedikit itupun aku tak khusuk menjalaninya bahkan sering aku lalai atau alpa. Jauh lebih pekat konsentrasiku untuk kerja dunia, padahal yang Engkau wajibkan itu bukan untuk kepentinganMu hanya untuk kepentingan aku semata. Maha Benar Engkau dengan segala FirmanMu “Maka nikmat Tuhan-mu yang manakah yang kamu dustakan”.

Tangerang, 6 Maret 2010

Hesti binti Husein