Minggu, 28 Februari 2010

AKU LAHIR 29 FEBRUARI

Namaku Fadly, lahir 11 tahun yang lalu pada tanggal 29 Februari. Suatu hari aku pernah bertanya sama mama kenapa aku diberi nama Fadly. Mama menjawab karena aku adalah “karunia” bagi kedua orang tuaku. Karena hampir delapan tahun mereka menunggu agar dihadiahkan seorang putra oleh Yang Maha Pencipta. Fadly itu berasal dari bahasa Arab yang salah satu artinya adalah karunia itu.

Tanggal 29 Februari benar-benar spesial apalagi aku adalah anak tunggal sehingga kedua orang tuaku ingin merayakan Ulang tahunku setiap tahun, tapi itu tidak mungkin. Tanggal istimewa ini tidak datang setiap tahun tapi hanya ada hampir 4 tahun sekali. Tahun itu disebut dengan tahun KABISAT. Aku tahu tentang hal itu dari Bu Nur guru matematika yang aku sayangi.

Minggu ini aku dan mama cukup sibuk mempersiapkan acara Ulang Tahun yang akan kami adakan di salah satu Restoran cepat saji dikotaku. Kartu undangan mulai kebagikan pada teman-teman sekelas juga anak – anak tetangga teman mainku. Suvenir mainan telah kami bungkus dalam plastik tembus pandang yang diikat pita warna warni.

Hari ini tanggal 29 Februari itu datang dan aku merasa tak sabar menunggu waktu perayaan Ulang Tahunku. Papa bilang jadwal kami jam 4 sore. Menunggu jam tersebut aku isi dengan menonton film kartun yang aku sukai di televisi. Kebetulan hari ini juga Minggu sehingga banyak acara televisi anak yang aku gemari.

Saat asyik-asyik menonton serial Detektif Conan tiba-tiba terdengar ketukan pintu dan suara tangis yang memilukan.....Suara itu memanggil-manggil nama mama ...” dek Mira....dek Mira.... tooloong dek.....Papa Rio.. Papa Rio........” Aku berlari ke pintu segera membukakan pintu, ternyata mbah Rina tetangga kami yang memanggil mama sambil menangis. “ Kenapa Mbah ??,...”Ma buruan” kataku.

“Papa Rio disenggol motor dek Mira.....hu ....hu....tolong dek......” kata Mbah Rina sesugukan. Untung Papa ada, beliau segera mengeluarkan mobil dan segera membawa papa Rio ke rumah sakit terdekat ditemani Mama, mbah Rina beberapa tetangga lain. Tapi tak lama kemudian mama menelponku. “Fad.... tolong telpon teman-teman yang kamu undang, acara Ulang Tahunmu dibatalkan..... papa Rio tak tertolong Nak, beliau wafat, matikan Tv dan kunci rumah ya... tolong kasih tahu tetangga yang lain ya”. Aku terdiam sebentar baru menjawab “baik Ma”.

Perasaanku campur aduk antara kesal dan sedih acara yang sudah sangat lama kutunggu-tunggu gagal sudah. Tapi perasaan itu kutepis buru-buru, dek Rio pasti jauh lebih sedih dariku dia telah kehilangan papa, aku bertekad akan menghiburnya semampu aku. Mudah-mudahan 4 tahun yang akan datang aku akan merayakan Ulang Tahun yang lebih meriah. Tentu saat itu dek Rio sudah lebih gede daripada hari ini.

Jakarta, 29 Februari 2004 (dengan beberapa perubahan dari naskah asli)

Tidak ada komentar: