Sabtu, 22 Mei 2010

Cerita Hari Ini.... Dari Kebangkitan Nasional ke Sri Mulyani





Hari ini tanggal 20 Mei. Hari ini hari bangsa kita memperingati Kebangkitan Nasional. Hari ini Presiden SBY melantik pengganti Ibu Sri Mulyani. Hari ini komponis legendaris Gesang dipanggil kembali ke haribaan Ilahi. Hari ini mereka yang “belum menyukai Islam” mengajak orang untuk menggambar junjungan kami ummat Islam Nabi Muhammad SAW yang jelas-jelas terlarang (salawat dan salam padamu junjungan kami semoga Allah yang sangat mengasihimu selalu melindungi dan memberkahimu dan keluargamu). Hari ini Metro TV mencanangkan program-program terbarunya, sementara di TV One berlangsung siaran langsung acara Pembukaan Munas IX Soksi. Hari ini saya membaca tulisan Mbak Rini seorang kompasioner yang memproklamirkan diri sebagai komensioner ketika bergabung di blog Kompasiana Kompas tentang tanskrip pidato mbak Sri Mulyani pada sebuah kuliah umum di hotel Ritz Carlton.

Peristiwa selalu terjadi silih berganti, hari ini tertawa besok mungkin menangis, begitulah kejadiannya sejak Adam dan Hawa turun ke bumi. Tergantung masing – masing kita mau menikmatinya atau menyesalinya.

Baca pidato mbak Sri Mulyani (sok akrab deng.... manggil mbak karena saya merasa pernah kuliah di Perguruan Tinggi yang sama , biar beliau tak kenal saya saya kenal beliau. Biar terkesan beliau lebih muda saya panggil mbak aja... wong dosen-dosen UI memang lebih senang dipanggil mbak kok ....rasanya gimana gitu loh) sadarlah saya kalau beliau sama saja dengan wanita lain seperti saya yang mana tahan kalau tidak curhat. Curhat memang melegakan mbak Ani. Kami rakyat biasa juga ikut lega karena mbak akan keluar negri tanpa meninggalkan kami dalam tanya misteri dan teka teki.

Mbak Rini, saya terpana ketika mbak Any memaparkan perbedaan antara cara mengelola konflik kepentingan di lembaga taraf dunia (IMF) dan di Indonesia. Di luar sana semua ada petunjuknya sedangkan di sini setingkat Menteri saja bingung melaksanakannya (apalagi bagi saya ya barangkali bukan bingung lagi tapi pusing tujuh keliling). Tapi saya terkagum-kagum kepada kekuatan mbak Any walaupun di sisi lain mengakui bahwa dia wanita biasa yang berlelehan air mata bila menghadapi kesakitan akibat terjangan dan tekanan yang begitu keras tapi tetap bertahan dalam waktu yang cukup lama demi kecintaannya pada Repulik Indonesia kita (kalau saya bukan berlelehan air mata biasa tapi sudah mengeluarkan air mata darah tuh mbak).
Mbak Any di Indonesia ini sesungguhnya memang banyak orang pintar tapi semoga tidak lebih banyak lagi yang “kemintar” yang senang mengakali orang lain . Saya hanya berharap bila Mbak telah kembali ke habitat yang lebih menyamankan hati mbak jangan lupa bahwa orang – orang dari negara kaya itu juga sering minterin kita yang masih mereka anggap bodoh sehingga jika mereka memberi pinjaman mereka tidak mengawasi penggunaaannya sehingga jatuh ketangan orang-orang korup, loba dan tamak. Kalau nanti mbak sudah bekerja di sana kami berharap kalau Bank Dunia mau meminjamkan uang tolong benar-benar diseleksi penerima dan pengelola dananya sehingga tidak diselewengkan seperti sediakala.

Selamat jalan mbak Any semoga mbak tetap istiqomah dengan prinsip hidup mbak yaitu tidak menghianati kebenaran, tidak mengingkari nurani serta menjaga martabat dan harga diri . Terimakasih mbak Rini yang telah memposting tulisan tentang pidato mbak Any ini. Sekian cerita saya hari ini dengan satu resolusi bahwa mulai hari ini saya akan mengubah sudut pandang yang sering negatif kepada sudut yang positif.


Tangerang, 20 Mei 2010

Tidak ada komentar: