Minggu, 09 Mei 2010

Terimakasih Fina.... :)

Fina ketika kemaren loe bilang gue“ kurang beriman” sebenarnya gue dah pengen marah . Untungnya urat marah gue mulai kendor sekendor badan gue hehehe . Gimana gak marah wong gue pengin dapat perhatian dengan sedikit keluhan loe langsung nuduh gue begitu. Kala itu gue jadi mikir buat apa selama ini gue beribadah, bertasbih (biarpun gak sering) dan lain-lain tapi akhir gue dituduh juga seperti itu. Eit...stop jangan defense dulu Fin..... tenang... gue sekarang dah gak esmosi kok, dah kalem lagi.

Fina, sepulang reunian kemaren itu aku merenung panjang kembali. Gue jadi ingat loe adalah satu-satunya teman kuliah seangkatan yang paling optimis sejak dulu. Gue ingat gimana loe dengan berani maju ke depan ketika dosen menyuruh menjelaskan suatu konsep yang sedang kita pelajari. Saat itu boleh dikata gak ada yang berani seperti loe karena kita masih anak baru harus maju ke depan disaksikan kurang lebih seratus lima puluh orang yang mengikuti kuliah umum yang tentu saja diikuti kakak-kakak senior. Pokoknya ente top markotop deh selalu penuh semangat.

Gue juga ingat loe termasuk salah satu anggota Menwa di kampus. Sebagai cewek manis berubah jadi begitu gagah dengan uniform yang loe kenakan ketika ada acara-acara kampus. Hehehe Fina ternyata loe memang tak banyak berubah walaupun sudah punya dua buntut remaja, tetap penuh enthusiastic . Yang berubah hanyalah body loe lebih “berbobot” :)

Balik ke kasus gue itu semenjak memutuskan berhenti “bekerja” memang wawasan gue makin lama makin menyempit, sehingga sering memandang bahwa akulah orang termalang yang penuh penderitaan .. hiks. Tidak punya karir cemerlang dan tak banyak teman... hiks lagi. Terkadang lebih parah lagi bila gue mulai menyesali keputusan mengapa gue dulu berhenti kerja. Kalau gak tentu jabatanku dah tinggi sekurang-kurang kepala divisi di satu perusahaan, punya banyak wang dan gak kere kayak sekarang. Banyak lagi pikbur (pikiran buruk ) lain bersileweran di kepala tapi gue malu nulisnya Fin.

Tapi untungnya sih kejadian kayak gini gak tiap hari Fin. Kalau tiap hari bisa-bisa gue jadi klien tetap sobat-sobat psikolog karena sudah dikategoriin menderita gangguan depresi. Kalau liat atau dengar penderitaan orang lain, gue pasti tersadar dan berucap “untung gue gak kayak gitu ya”.

Kalau dibilang gak beriman rasanya gak juga sih Fina (ngeles lagi hehehe) . Istilah memiliki kadar keimanan yang tidak konsisten kayaknya lebih pas Fin. Bila hari ini hati senang semua terlihat cemerlang apa aja yang akan dikerjakan dengan penuh gairah dan perasaan dominan menyelimuti gue adalah bahwa gue ini orang paling beruntung se dunia. Gimana gak beruntung dengan penampilan pas-pasan mendapatkan suami berwajah ganteng, baik hati dan tentu saja gak banyak tingkah. Tapi hari lain kalau suasana hati lagi buruk semuanya berabe. Ibu sepuh rajin kerja gue kesel , suami kebanyakan tidur gue sebel dan anak gak mau disuruh gue pasti tambah ngeyel.

Fina, gue kagum sama loe dan semua teman-teman yang konsisten di jalur masing-masing, tidak seperti gue sering berubah-ubah sehingga akhirnya malah jalan di tempat. Nasehat loe benar banget adanya . Gue harus bersikap rasional dan mulai membuka mata-telinga untuk menambah wawasan pergaulan sehingga tidak picik lagi memandang dunia ini. Orang bersemangat seperti loe itu benar-benar dibutuhkan saat ini ditengah gejala keputusasaan dan kelemahan keimanan yang menyeruak dimana-mana. Oke Fina gue benar- benar angkat jempol dan InsyaAllah akan menjalankan nasehat itu mulai dari sekarang . Sekali lagi tararengkieuyu Fina.

Inilah gunanya persahabatan untuk saling mengingatkan bukan saling menjatuhkan. Gue beruntung sekali punya teman-teman seperti loe Fin. Teriring salam sayang untuk Ai, Lusi, Ita,Nita, Rinna, Yanti, Liana, Aniek dan Adek. Semoga suatu hari kita berkumpul lagi hepi-hepi seperti ketika kita masih muda dulu, sejenak lupa usia dan masalah. Khusus Lusi semoga tulisan gue kali ini gak berat lagi ...:))

Tangerang, 9 Mei 2010

Tidak ada komentar: